Sabtu, 16 Maret 2013

Bersyukur (?)

Hai! Lama tidak berjumpa, ya. Akhir-akhir ini, gua sibuk banget dengan kegiatan perkuliahan dan ngajar B.Inggris. Jadi, rasanya gak ada waktu untuk berbagi cerita, bahkan gua juga gak ada waktu buat baca novel-novel. Padahal novel di rumah yang belum dibaca udah numpuk. *sigh*
Kenapa gua sibuk, itu karena di semester dua ini gua ngambil 24 SKS, yang berarti ada 11 mata kuliah, ditambah 4 pelajaran lab. Rasanya hari-hari gua itu full banget. Hiks.
Tapi, gua harus tetep semangat dan gua selalu berharap dan berusaha supaya di semester dua ini gua tetep dapet IP bagus. *pray* *Amen* :)

Btw, kali ini gua hanya ingin merenung, dan kalau bisa gua juga ingin mengajak kalian semua ikut merenung bersama. Hehe.

Apa sih arti kata 'bersyukur' bagi kalian?
Terkadang, gua bisa merasa gua sangat mensyukuri hidup ini. Rasanya Tuhan sungguh memberkati hidup gua hanya karena gua sedang gembira. Lalu, ketika hal buruk menimpa hidup gua, gua bisa merasa sangat terpuruk & sedih, merasa bahwa hidup ini sangat tidak adil, dan Tuhan tidak memberkati diri gua sama sekali.

Kemudian, baru-baru ini, di dalam perjalanan menuju kampus, gua melihat seorang ibu yang berumur sekitar 35-an tahun yang ingin menyeberang jalan, tetapi ia menarik gerobaknya sendiri dengan susah payah. Di saat itu, gua melihat muka ibu tersebut yang terlihat sangat letih dan gua juga melihat ke dalam matanya yang, menurut gua, sangat menyiratkan ketulusan. Entah kenapa pagi itu gua menjadi sangat melankolis. Haha. Tapi, tiba-tiba saja, pada detik yang sama ketika gua memandang ke arah mata ibu tersebut, gua menjadi berpikir, masih pantaskah kita untuk tidak bersyukur? Ketika di luar sana masih banyak orang-orang yang jauh lebih menderita daripada kita.

Di sisi lain, kemarin, gua lagi iseng-iseng buka Instagram. Dan gua menemukan account salah seorang anak pemilik stasiun TV terkenal di Indonesia (sebut saja dengan inisial CT). CT ini menge-post fotonya bersama dengan mamanya yang tengah berulang tahun. Di dalam caption fotonya, dia berkata betapa dia sangat bersyukur karena dia memiliki mamanya. Dia sangat amat bersyukur karena dari beribu mama yang ada di dunia ini, Tuhan menunjuk mamanya untuk menjadi mamanya. Tiba-tiba, pikiran gua melambung; tiba-tiba pula, gua jadi teringat dengan ibu penarik gerobak yang waktu itu gua lihat.
Gua sangat menghargai sikap CT yang bersyukur dengan begitu tulus. Ketika gua membaca caption fotonya, gua pun bisa merasakan ketulusannya mensyukuri apa yang telah ia miliki sekarang. Namun, ia memang memiliki segalanya, bukan? CT adalah anak dari seorang CEO stasiun TV terkenal di Indonesia. Yang dia inginkan, seharusnya dapat terpenuhi. Iya, kan? Masih pantaskah ia jika tidak bersyukur? Jadi, menurut gua, memang sudah wajar dan sepantasnya apabila ia bersyukur.
Gua lalu berpikir, apabila ia menjadi anak dari ibu penarik gerobak itu, apakah masih ia bersyukur? Apakah masih ia mensyukuri mama yang ia miliki, apabila mamanya adalah seorang penarik gerobak?
Terkadang, gua merasa bahwa orang-orang yang bersyukur itu sebagian besar hanyalah orang-orang yang munafik. Orang-orang yang memang tengah gembira atau orang-orang yang memang memiliki segalanya, sehingga ia merasa bahwa Tuhan sangat memberkati hidupnya. Namun, ketika ia diberi cobaan, akankah ia tetap bersyukur? Ketika di luar sana masih banyak orang-orang yang jauh lebih menderita daripada kita, di luar sana masih banyak juga orang-orang yang jauh lebih beruntung daripada kita.

Jadi, bersyukur atau tidak bersyukur? Jawabannya ada pada hati Anda sendiri.

Kesimpulannya, menurut gua adalah:
hidup ini tidak adil, namun baik adanya. Jadi, syukurilah apa yang ada. Mau munafik atau pun tidak, bersyukur itu merupakan salah satu cara untuk membuat Anda yang tengah gembira, menjadi semakin merasakan kegembiraan itu. Bergembiralah selagi masih bisa! :)